Ada banyak anak dengan CdLS mengalami gangguan makan semasa
hidupnya. Permasalahannya antara lain penolakan terhadap makanan, pilih pilih
makan, makan dengan lambat, variasi makanan yang terbatas, dan makan dengan
jumlah sedikit, sedikit mengunyah, muntah yang akhirnya menolak makan. Namun,
dalam beberapa kasus tertentu, beberapa anak hanya mengulum makanan di dalam
mulut.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi masalah makan termasuk
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), kelemahan otot sekitar mulut, rahang
yang kecil, dan aspirasi makakanan atau cairan. Tanda tanda seorang anak
mengalami kesulitan makan lewat mulut yaitu tersedak, muntah, suara seperti
banyak cairan di saluran napas, aspirasi, dan penolakan terhadap makanan
Bayi bayi dengan CdLS biasanya kesulitan mengisap dan
mengkoordinasikan antara mengisap, menelan dan bernapas. Beberapa kesulitan bisa
saja baru terlihat setelah bayi berusia beberapa bulan saat terjadi nya perubahan
anatomi pada mulut dan leher sehingga sulit untuk menelan makanan dengan aman.
Beberapa permasalahan baru terlihat saat perubahan makanan anak dari formula
atau susu ke makanan padat
Hampir sekitar 90% anak CdLS mengalami GERD. Gejala-gejala
GERD diantaranya memuntahkan makanan, atau terlihat tidak nyaman saat anak
dihubungkan dengan proses atau suasana makan, sehingga anak CdLS yang mengalami
GERD terlihat sering menolak makanan. Menolak makanan juga terlihat pada anak
yang pernah menggunakan atau sedang menggunakan bantuan selang untuk makan,
baik NGT maupun gastric tube. Pada anak yang menggunakan selang makan, ini akan
mengalahkan keinginan untuk makan lewat mulut dan berakhir dengan kurangnya
paparan terhadap makanan yang bervariasi rasa, tekstur, bau dan suhu nya dimana
hal ini semsetinya dapat menstimulasi kemampuan oral dan membuat kegiatan makan
menjadi menyenangkan.
Ditambah lagi, anak anak yang menggunakan selang makan
biasanya diberi makan di beberapa tempat yang tidak biasa, seperti kamar tidur,
atau tempat lain yang tidak berhubungan dengan aktivitas makan. Penting bagi
anak anak yang menggunakan selang makan untuk tetap bisa merasakan pengalaman
makan yang benar untuk stimulasi makan oral nya
Anak anak yang memperlihatkan adanya masalah dengan makan,
sebaiknya menemui ahli/terapis gangguan bicara dan bahasa, dan harus dipastikan
anak dalam kondisi baik sebelum di lakukan stimulasi makan secara oral. Anak
anak dengan masalah menelan seperti batuk, tersedak saat makan biasanya di
sarankan untuk dilakukan evaluasi menelan. Evaluasi ini akan memastikan apakah
terjadi aspirasi (masuknya makanan atau minuman ke paru paru secara tidak
sengaja) pada saat makan. Jika tidak terjadi aspirasi, maka kemungkinan anak
bisa dicoba untuk makan secara oral dengan aman. Jika terjadi aspirasi, bisa
dilakukan beberapa modifikasi seperti makananan atau susu yang di kentalkan,
memberi makanan dalam bentuk puree juga direkomendasikan.
Susu dapat dikentalkan dengan sereal bayi, makanan bayi,
oatmeal, tepung, pati jagung, yoghurt, applesauce, dan lain lain. Pasta yang
konsistensi nya lembut, nasi, kentang, sayur yang sudah di masak dan buah
kalengan bisa juga ditambahkan perlahan lahan untuk memberikan tekstur yang
mudah di makan. Tambahkan juga secara perlahan jumlah makanan dan kepadatannya
sebelum berpindah ke makanan yang konsistensi nya keras, seperti roti, daging,
dan ikan. Kemudian dapat dilanjutkan dengan memberikan makanan keras seperti
apel (awalnya boleh di kupas atau dipotong menjadi beberapa potongan), wortel,
daging-dagingan, biscuit, crackers, dan seterusnya.
Seorang anak tidak
diperbolehkan makan lewat mulut kecuali telah dinyatakan tidak ada nya
masalah medis pada anak yang sebelumnya memiliki riwayat kesulitan makan. Jika
terdapat kontraindikasi makan per oral, stimulasi oral tetap dilakukan dengan
menggunakan beberapa variasi rasa (manis, asin, pedas, pahit), tekstur (lembut,
lunak, padat), dan suhu (hangat, suhu ruangan, dingin dan beku).
Stimulasi rasa dapat dilakukan dengan meletakkan makanan di
tangan anak, misalnya beberapa tetes madu, susu, juga bisa anda letakkan di
mainan, dot, atau meletakkan makanan di dalam baby feeder (alat makan yang memiliki jaring yang menempel pada
plastic bundar, tersedia di toko perlengkapan bayi). Untuk memberikan sensasi
suhu, makanan dapat diletakkan di lemari es, di hangatkan di microwave, dan
lain lain.
Mula mula berikan hanya satu stimulus (rasa, tesktur, suhu)
dalam sekali pemberian makanan, terutama pada anak yang suka menolak makanan. Jika anak bisa mentoleransi, stimulus dapat
digabungkan, misalnya pemberian applesauce yang dingin setelah mencoba
pemberian applesauce yang suhu nya normal (suhu ruangan). Berikan rangsangan
pada derah oral dengan memberikan sedikit tekanan. Bibir, pipi, dan dagu dapat
dikuatkan dengan pijatan lembut. Lidah dapat di latih kekuatannya dengan
menekan dengan jari ibu mulai dari tengah keluar, dapat juga dibantu dengan
handuk basah. Cara ini juga dapat membantu mengurangi ‘oral defensiveness’
(mulut ditutup jika diberikan makan) dan dapat meningkatkan kemampuan makan per
oral. Pastikan anda mencoba nya pada anak anda sambil bermain
Yang paling utama, jadikan percobaan makan per oral ini
sebagai aktifitas yang menyenangkan unutk anak.
Sumber:
-
Cornelia
de Lange Syndrome foundation, feeding issues.
Hafidz coba semangka dengan baby feeder :) |