Saturday, December 22, 2012

persiapan operasi

Setelah kami menemukan rumah sakit nya, kami mulai menghubungi mereka lewat email. ada beberapa rumah sakit yang kami kirimi email, dan ada 1 rumah sakit yang serius menindaklanjuti. Mereka kemudian mencoba book jadwal konsultasi dengan tim dokter yang akan menangani Hafidz, yaitu dokter bedah anak, dokter gastro anak (yang nantinya akan mempelajari masalah reflux Hafidz), Speech and Langauge Therapist, serta dietician. Pihak RS berusaha menjadwalkan konsultasi dengan semua ahli pada minggu yang sama tetapi sangatlah sulit sehingga harus di undur beberapa kali. Awalnya direncanakan awal Juli, akhirnya diundur hingga tgl 8 Oktober 2012. Lewat email yang mereka kirim, kami mendapatkan gambaran mengenai estimasi biaya, berapa lama hari rawatan dan rincian jadwal konsultasi dokter. Jujur saja, bagi kami ini sangat menenangkan pikiran karena sudah ada jadwal yang terencana, walaupn hanya dari balas2an email dan beberapa kali pembicaraan lewat telp, kami sudah merasa bahwa rumah sakit ini tidak main main dan berusaha memberikan pelayanan maksimal. Membuat kami semakin yakin untuk membawa Hafidz mendapatkan treatment disana.

Persiapan khusus sebenarnya tidak ada. Kami hanya harus memastikan kondisi Hafidz fit untuk operasi, jadi jangan sampai demam, pilek dll. Hafidz adalah bayi yang kuat. Saya ingat pernah kena flu, waktu itu rasanya khawatir sekali takut Hafidz juga kena karena saya ngurus Hafidz seharian dan tidur sekamar dengan Hafidz. Dua kali kena flu dan Hafidz gak ketularan. I try to wash my hands as frequent as possible.

Mulai dari hari pertama Hafidz dirumah, kami sekeluarga sangat memperhatikan kebersihan, jangan sampai si 'mungil' Hafidz sakit. Melihat Hafidz semungil itu, rasanya rapuh sekali. Hafidz dan saya menghabiskan sebagian besar waktu di rumah. Keluar rumah hanya saat berjemur pagi hari dan ke rumah sakit untuk kontrol/imunisasi. Saya mulai parno dengan keramaian (bisa aja kan orang disamping kita tanpa kita ketahuo sedang sakit dan bisa menular ke Hafidz). Belum lagi polusi udara, asap kendaraan, rokok, wah pokoknya saya dan suami jadi sangat sangat over protektif sama Hafidz. Apalagi Hafidz imunisasinya belum lengkap dan tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya (karena bolak-balik masuk rumah sakit).

Tapi Allah punya rencana lain. Sekitar 3 hari menjelang keberangkatan ke RS (di Singapore), Hafidz demam tinggi, sampai 39,8. Hafidz kelihatan lemes, tidur gak nyenyak, demamnya naik turun, dan kadang terlihat pucat walaupun sudah pake oksigen. Hafidz is a real ironboy, bertahan sampai hari berangkat, dan kita mengusahakan ttap ketemu dokter yg appointment nya sudah di book berbulan2. Setelah diperiksa, Hafidz harus dirawat intensive karena pneumonia nya datang lagi. Sempat dirawat di ICU anak, dan selama 2 minggu rawatan, dokter fokus menangani pneumonia nya Hafidz, jd, operasi Hafidz harus ditunda lagi.

Selain menangani pneumonia nya, dokter disana juga meng-explore masalah sindrom Hafidz, melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh dokter dokter Hafidz di Medan. Tentu saja ini dilakukan dengan persetujuan kami terlebih dahulu. Kami menemui ahli genetik (i hope i can make specific blog about this). Kita juga ketemu dietician, dan speech and langauge therapy (SLT). SLT ini membantu kami mencari tahu kenapa Hafidz belum bisa minum sendiri. Dan memang masalahnya adalah karena refleks menelan Hafidz yang belum baik, otot menelan nya jadinya blm terlatih dan jadi kaku. Dan karena sering dirawat dan gonta ganti ngt, Hafidz sepertinya jadi sangat sensitif setiap ada benda didekatkan ke muka Hafidz.

Operasi Hafidz ditunda 3 minggu. Dirumah kami jadi lebih fokus dalam merawat Hafidz, mengusahakan agar kondisi Hafidz tetap fit sampai tanggal keberangkatan Hafidz. Alhamdulillah kondisi Hafidz baik,tanggal 6 November kami berangkat lagi ke Singapore untuk operasi besoknya tanggal 7.

Untuk menuju ke Singapore, kami singgah dulu ke Batam, kerumah nenek-atuk nya Hafidz, and that was the first time Hafidz fly!. Seperti biasa, kita kontrol dulu ke DSA, memastikan kalau Hafidz fit untuk naik pesawat. Pesawat ke Batam dari Medan jam 7 pagi, jd malam sebelum tidur Hafidz udah gak pakai baju tidur biar Hafidz gak perlu bangun kepagian cuma buat ganti baju aja, hehehe. Selama perjalanan, Hafidz sangat menikmati, walaupun bangun pagi, Hafidz tetep ceria, senyum sendiri, he looks so excited! :>
kayak tau besok mau berangkat subuh ke Bandara,Hafidz malamnya gak rewel dan tidur awal. Isn't he cute?

Hafidz main main sama boneka sebelum naik pesawat... 




No comments:

Post a Comment