Saturday, March 2, 2013

gastrostomy dan fundoplication - operation day



waaah... udah lama gak update blog nih.... :D sampe lupa terakhir cerita apa. sepertinya setelah liat2 lagi blog sebelumnya, ceritanya sedikit kurang rapi ya... itu karena ada banyak hal  di kepala yang mau diceritain, yang terjadi dalam waktu yang berdekatan, tp bingung cerita mana yg mau diceritain duluan :>  mungkin sekarang saya ceritain operasinya hafidz aja ya...

Kami sampai ke rumah sakit di singapore (KK Woman and Children Hospital) tanggal 6 november  sore untuk persiapan operasi.Seharusnya malam sebelum operasi Hafidz sudah harus terpasang infus karena akan dipuasakan, tetapi setelah dicoba beberapa kali tetap tidak berhasil. Salah satu masalah yang sering ada kalo hafidz dirawat ya masalah infus ini, susah sekali. Harus coba beberapa kali, dan terkadang kalau sudah terpasang, gak bertahan lama karena bengkak atau merembes kalau hafidz bergerak. This is one of the hardest thing we have to face every time Hafidz has to be hospitalized. Besoknya, dokter anestesi datang dan memutuskan untuk memasang central venous access di daerah femoral <tepatnya di daerah selangkangan> di ruangan operasi, soalnya tangan dan kaki hafidz udah penuh sama bekas percobaan pasang infus, kasihan juga sih kalau mau dicobain lagi. Dokternya menjelaskan secara lengkap tentang pembiusan untuk Hafidz nantinya, serta resiko yang mungkin dapat terjadi dan tindakan yang harus dilakukan. Dokter bedah yang akan mengoperasi Hafidz juga datang, menjelaskan kembali ttg prosedur operasi, serta hal2 yang perlu dijelaskan. And she explained to us very well and patient and answer all our questions. Saya sebagai orang tua merasa, tindakan dokter dan tim nya datang ke bed pasien dan menjelaskan ttg prosedur atau tindakan yang akan dilakukan sangatlah bermakna. Saya pribadi jadi merasa semakin yakin bahwa mereka care dan Hafidz ditangani oleh tim yang profesional, dan ini sangat menanangkan hati.

In this part of life, i got a chance to feel being in the other side. Being the parents, not being a doctor. So i got to feel every concerns, worries, hopes and fear that i never felt before as a doctor. Getting chance to feel that we rely on the doctor to treat our child, that we want them to give the best they got to treat our child. Saya jadi bener bener belajar, bahwa untuk menjadi dokter yang baik, memang harus care ke pasien, harus sabar dengan pasien dan keluarganya.

Hafidz masuk ruang operasi tepat jam 1O pagi. Saya dibolehkan mengantar sampai ke ruangan operasi, dengan baju khusus tentunya, dan di bolehkan menemani dan memeluk Hafidz saat dokter anestesi memulai pembiusan. Setelah Hafidz tertidur, barulah saya diminta menunggu diluar. Operasi Hafidz berlangsung selama 4 jam, setelah selesai Hafidz langsung dibawa ke ruangan ICU untuk recovery. Alhamdulillah operasi Hafidz berjalan lancar dan Hafidz dalam kondisi baik. Dokter juga segera menjelaskan ttg operasi yang telah berlangsung dan rencana tindakan perawatan selanjutnya. Hafidz sudah sadar sore harinya, dan sudah bisa di ekstubasi, sudah bisa bernapas biasa dengan bantuan oksigen melalui nasal canule <selang oksigen hidung>. We were tremendously happy to see him again after the surgery, he came back strong, being him, and that's all we want.Walaupun masih dipuasakan, hafidz tetap terlihat kuat..

Hafidz di icu 2 hari, setelah itu dipindahkan ke ruangan HDU <High Dependency Unit>. Di ruangan ini, saya boleh jagain Hafidz, tapi tidak disarankan untuk ikut menginap disana, karena memang tidak disediakan ruangan ataupun bed untuk orang tua. Dan, saya tidak merasa khawatir karena ruangan HDU ini perawat selalu ada diruangan, saya tidak khawatir meninggalkan Hafidz untuk pergi makan, karenan memang selalu dijagain.

Setelah 2 hari di ruangan HDU, Hafidz demam tinggi, setelah diperiksa, ternyata Hafidz terkena ISK <infeksi saluran kemih>. Kemungkinan infeksi ini berasal dari kateter urin yang dipasang di Hafidz. Kateter harus dipasang karena Jalur infus Hafidz dipasang di selangkangan, jadi diusahakan agar jalur infus nya tetap bersih tidak terkena pipis Hafidz. Karena ISK ini, masa rawatan Hafidz jd diperpanjang. Jika tidak ada masalah, mestinya 3 hari setelah operasi sudah bisa pulang.

Selama masa rawatan, hafidz tetap diberikan oksigen karena saturasi sering turun. Untuk masalah ini, dokter Paru dipanggil untuk memeriksa Hafidz. Menurut dokter nya, ada semacam sumbatan mekanik pada saluran pernafsan Hafidz, dikarenakan anatomi Hafidz yang kurang sempurna <leher pendek, mikrognatia, dll>. Sehingga sebenarnya solusi untuk masalah ini adalah dengan membuka jalan nafas Hafidz agar lebih lapang. Dengan begitu, dengan sendirinya oksigen yang masuk ke saluran nafas Hafidz tidak mengalami hambatan. Jadi solusinya bukan dengan memberikan oksigen terus menerus. Dari situlah, Hafidz mulai dipasang CPAP. Cara kerja CPAP ini, singkatnya, mengalirkan udara dengan tekanan positif tertentu dengan tujuan membuka jalan nafas. Setelah dicobakan ke Hafidz, ternyata benar, Saturasi dapat mencapai nilai normal tanpa harus diberikan oksigen. Dokter menjelaskan, mudah2an pemakainan CPAP ini tidak lama, tinggal menunggu Hafidz yang bertambah besar, diharpakan sumbatan nafasnya bisa hilang. Sedikit informasi, CPAP ini juga bisa loh jadi salah satu treatment untuk penderita OSAS <Obstructive Sleep Apneu Syndrome>, buat anak anak atau orang tua yang tidurnya ngorok. karena pada dasarnya permasalahannya karena ada sumbatan nafas juga. Tapi tentunya tetap harus dikonsultasikan ke dokter, agar tahu penggunaan, manfaat, resiko dan sebagainya.
Hafidz dipasang CPAP tanpa oksigen



Ini adalah foto piagam yang diberikan kepada setiap anak yang menjalani operasi di KKH. Menurut saya, ini adalah salah satu cara yang baik untuk memperlihatkan bahwa mereka care, dan sangat membantu pasien untuk membangkitkan rasa keberanian dan memberikan rasa bangga kepada anak karena sudah berani dioperasi. Cara yang patut dicontoh saya rasa. Beberapa tahun ke depan, saat anaksudah mengerti dan diperlihatkan piagam ini kepada mereka, they will be proud, because they are brave. Just like Hafidz, brave baby boy ;b

Setelah perawatan selama seminggu post operasi, kondisi Hafidz membaik dan sudah boleh dibawa pulang. so far, feeding lewat gastric tube sejauh ini tidak ada masalah. Dan dari segi operasi juga hasilnya baik, luka operasi juga baik, sehingga kami sangat senang dengan hasil operasinya, great surgery team!. Jadi untuk rawatan dirumah, bagaimana memberi makan Hafidz, mengganti perban, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, Saya diajari oleh perawat dari tim Homecare yang sudah terlatih. Tim Homecare ini memang sudah lama ada di RS ini, mengingat memang banyak pasien yang pulang dengan memakai alat sehingga butuh rawatan lanjutan. Dan kelihatan sekali, tim nya sangat profesional, teliti dan sangat ramah, mengajari orang tua dan menyemangati kami supaya kami percaya diri merawta Hafidz dirumah, they are incredible!. Saya juga diberikan semacam folder berisi hal2 yang diperlukan selama perawatan, jadi kalau saya ada yang terlupa, saya tinggal lihat dan baca.

Saya juga dibekali dengan supplies dan consumables yang diperlukan selama rawatan dirumah, mulai dari perlengkapan feeding, perlengkapan untuk mengganti perban, serta perlengkapan CPAP. Tidak semua perlenhkapan ini saya beli, ada juga ekstra consumables yang diberikan free, donasi ke homecare division dari orang tua anak anak yang sebelumnya juga menggunakan alat-alat medis.

pakai CPAP dirumah, sambil ketawa ketawa :b








No comments:

Post a Comment