Saturday, February 14, 2015

Hafidz's first holiday trip


Bulan Desember tahun 2014 lalu, saya beranikan diri bawa Hafidz jalan jalan keluar kota. Saya ajak Hafidz ke kota Tanjugn Pinang, tempat Ayahnya saat ini bekerja. Sedikit cerita tentang saya dan suami ya, hehehehe, suami saya bekerja di salah satu perusaan konstruksi milik negara, dan sering berpindah kota sesuai tugas yag diberikan. Setelah Hafidz operasi gastrostomy, saya memutuskan untuk pindah membawa Hafidz ke Pekanbaru dan tinggal bersama orang tua saya sampai sekarang. Suami saya saat itu masih bekerja di Medan namun tidak lama, pibdah tugas ke Ambon. Waaaaaah, sebenarnya saya penegn ikut tapi mengingat kondisi Hafidz, jadi saya putuskan untuk tetap tinggal di Pekanbaru. tahun 2014, suami saya pindah ke Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Suami saya diberi izin untuk pulang ke Pekanbaru setiap bulan selama 3-5 hari. Alih alih suami yang pulang ke Pekan, giliran Hafidz yang ke Tj Pinang untuk ketemu ayah nya... Rasanya senang sekali, sekalian saya liburan juga ehehehe, sudah lama gak liburan (thanks buat teman teman di tempat saya kerja, sudah atur jadwal jadi saya bisa libur 5 hari, makasih Tante Ayuuuuu!!! :)

Saya awal nya memang sedikit takut untuk bawa Hafidz keluar dari zona amannya. Saya khawatir bagaimana kalau Hafidz sakit, bagaimana kalau ada alat perlengkapan Hafidz yang tertinggal atau hilang selama di perjalanan... pokoknya semua yang buruk buruk sudah terbayangkan... Kalau memang ada yang hilang, waduh gawat, alat alat nya gak dijual di Indonesia, harus beli dulu ke negara tetangga... Sampai beberapa hari menjelang berangkat, saya masih stres dan masih ragu walaupun tiket sudah dibeli.


Dua hari sebelum berangkat, Hafidz demam! padahal sebelumnya baik baik saja, gak ada batuk pilek, lendir di saluran napas juga gak banyak.. waaduh.. saya jadi tambah ragu bisa berangkat apa gak.. sore nya saya bawa Hafidz ke dokter anak, dokter kasi obat demam dan obat stand bye buat jaga jaga kalo lendir nya mulai banyak. Saya juga ngasih tau ke dokter nya rencana liburan kami, dokternnya bilang gak masalah, silahkan berangkat, gak usah khawatir... waaaah saya rasanya lega sekali, setidak nya dokternya sendiri tidak melarang Hafidz terbang.

Perlengkapan yang kami persiapkan seperti perlengkapan untuk perjalanan 1 bulan hehehe... Saya harus membawa Feeding pump, kantong susu, beberapa botol susu, 1 kaleng susu, baju Hafidz, obat obat, peralatan button, peralatan makan, stroller, dan perlengkapan saya sendiri. udah seperti pindah rumah hehehehe...

Saya berangkat hanya bertiga dengan BS Hafidz yang sudah merawat Hafidz 1 tahun, sudah handal merawat Hafidz sehari hari. Di hari keberangkatan Hafidz di beri makan pagi seperti biasa, kemudian kami menyiapkan susu dalam botol kecil untuk jaga jaga kalau pesawatnya delay dan Hafidz sudah harus makan. Selama di terminal dan di pesawat Alhamdulillah Hafidz gak rewel. Sampai di Batam saya sudah ditunggu oleh suami yang jemput ke Bandara. Hafidz selama di terminal saya gendong dengan carrier, dengan Hafidz menghadap saya. Hafidz masih cenderung menengadahkan kepala saat di gendong, posisi arching seperti ini memang sudah lama dilakukan Hafidz, sepertinya Hafidz bernapas lebih lega dengan posisi kepala seperti itu (ngorok nya hilang). Tapi justru dengan posisi arching seperti ini Hafidz jadi lebih sering tersedak. Ludah yang mengumpul di saluran napas tidak di telan dan karena saya gendong Hafidz sambil berjalan, Hafidz tersedak, batuk dan muntah. Saya khawatir sekali, saya harus berhenti dan menenangkan Hafidz dulu, mebetulkan posisi dan menepuk punggung Hafidz. Saya sampai di lihatin sama banyak orang di terminal, tapi ya seperti biasa saya nggak peduli dan pasang tampang jutek (apa liat liat! hehehehe). Yang penting Hafidz nya bisa napas seperti biasa. Waktu itu saya juga hampir terjatuh, karena saya lagi sakit pinggang (salah posisi waktu menggendong Hafidz dari posisi duduk ke berdiri beberaoa hari sebelum berangkat, just when i thought things couldnt be more complicated lol)

Besok nya kami melanjutkan perjalanan ke Tj Pinang dengan menggunakan kapal Ferry, kurang lebih 1 jam perjalanan. Kami sampai sudah hampir sore jadi kami putuskan untuk istirahat, settle things down, put hings in their places, dan luckily, hotel nya juga menyediakan tempat tidur untuk bayi, and it's free heheheh...

Hari kedua kami mengunjungi tempat suami saya bekerja, melihat proyek jembatan yang sedang di bangun, Hafidz senang sekali saat terkena hembusan angin laut, and we took a pic of him having fun at the project site. Daddy also gave Hafidz a little surprise, Hafidz has is own badge, so he is officially an engineer!! :)

kesenengan kena angin laut :)
pantai Trikora
"Ngupil"

Fun time with Daddy

I have to say, Im so proud of my son. Ini adalah pertama kalinya Hafidz melakukan perjalanan yang tujuannya jalan jalan, bukan untuk ketemu dokter atau operasi. Hafidz Alhamdulillah tidak rewel, sering tertawa, main main sendiri, sepertinya senang dengan suasana yang berbeda dari rumah.

Saya jadi inget pesan Mba Early, salah satu ibu dengan anak CdlS yang saat ini tinggal di US, beliau berpesan, kalau kita stres atau banyak pikiran, anak anak bisa ikut merasakan, jadi semua nya di bawa santai dan dibawa enak aja, namanya juga liburan, jadi kalo ibu nya senang, gak stres, anak nya pasti akan merasakan dan ikutan senang. Mba Early bener, saya merasakan nya sepanjang liburan, Saya merasa senang dan gak stres, Hafidz juga ikutan, di bawa jalan kemana aja gak rewel, duduk lama di mobil juga gak rewel dan Alhamdulillah gak sakit. What makes me feel relieved is that slowly convinced and feeling sure that Hafidz and I have a connection! something I wouldnt even think could exist when he was still itty bitty :)

It was a great holiday, for my little family :)

No comments:

Post a Comment