Wednesday, February 25, 2015

Kolik

Hafidz lagi rewel beberapa hari ini. Nangis dan gelisah. Ini salah itu salah. Sepertinya kesal dan marah, lantas nangis dan baru tenang kalo sudah tidur karena capek. Hafidz gak demam, batuk pilek juga gak ada, saluran napas saat ini sedang aman. BAK jumlah nya cukup, BAB setiap hari dan  tidak mencret. Senyum udah mahal, apalagi tertawa atau main main. Diajak duduk gak mau, jalan jalan pake kereta keliling rumah gak tenang, main ayunan gak betah. Karena gak mau duduk, jd susah dikasi makan bolus. Digendong atau dikelonin hanya menenangkan sementara.

Pikiran saya sudah macam macam. Entah kenapa yang kepikiran pertama kali adalah: Hafidz mungkin mau sesuatu, tapi karena gak bisa bilang akhirnya kesal dan marah marah sendiri. Awal nya saya merasa gak ada masalah kesehatan yang perlu dikhawatirkan disini. Jadi ini murni karena masalah komunikasi. Masalah komunikasi memang salah satu tantangan yang akan kami hadapi sebagai orang tua CdLS. Semakin besar akan semakin banyak kebutuhan, bahkan mungkin Hafidz sendiri gak paham apa yang dia mau, gak bisa bilang kemudian akan kesal dan marah marah, yang ujung nya bisa mengarah ke behavioral disorder dan ada kemungkinan menyakiti diri sendiri dan orang lain (udah jauh aja pikiran saya)

Saya sudah cemas dan sudah berpikir terlalu jauh. Mungkin yang saya pikirkan juga benar, tapi sepertinya ada masalah lain. Sudah 4 hari dan marah marah nya masih belum kurang. Hafidz sehari hari nya adalah anak yang periang, jarang nangis dan tidak rewel saat makan dan tidur. Tapi beberapa hari ini menangis hampir sepanjang hari. My best guess so far: Sakit gigi? Kesal karena keinginan gak kesampaian? Atau perut sedang gak nyaman

Setelah 4 hari gak berkurang, Hafidz kami periksakan ke dokter anak yang sudah lama menangani Hafidz, dr. Rizalya Dewi SpA. Kesimpulan sementara, kemungkinan Kolik (it's better to search and dig about Colic on google  yourself coz there are lots and lots of article you can read about this :)
Jadi memang ada perasaan gak nyaman di perut Hafidz yang membuat Hafidz jadi rewel dan nangis. Gejala yang dialami Hafidz memang terlihat sesuai dengan beberapa sumber yang kami baca tentang kolik

Saya jadi ingat, sebenarnya ini bukan pertama kali Hafidz mengalami kolik, waktu Hafidz masih tiny little itty bitty baby (hehehe) sekitar umur 4-6 bulan juga pernah mengalami kolik. Waktu itu saya dan ayah nya Hafidz panik nya minta ampun. Hafidz beberapa hari sebelum nya baru saja pulang dari rawatan rumah sakit. Jadi sudah memikirkan yang buruk buruk sebelum bisa menenangkan diri. Hafidz juga sering nangis, terutama setelah magrib, dialami Hafidz beberapa hari dan keluhannya hilang timbul. Saya ingat hari pertama Hafidz kolik, Hafidz nangis dan berhenti setelah saya gendong sambil saya ajak ngobrol. Hari kedua kolik, nangis nya gak berhenti saat saya gendong seperti hari pertama, berhenti nya setelah di gendong nenek dengan posisi telungkup sambil punggung di usap usap. Hari ketiga kolik nya gak lama, berhenti sendiri setalah BAB, Hari keempat kolik nya paling lama. Sudah di coba macam macam Hafidz masih nangis matanya sampe bengkak kita sudah kehabisan cara untuk menenangkan Hafidz. Panik, akhirnya kita bawa Hafidz ke rumah sakit dan sangat sangat khawatir Hafidz muntah dijalan (umur segini Hafidz belum Nissen Fundoplication). Dijalan, sebelum sampai di Rumah Sakit, Hafidz nya tenangan sendiri, dan akhirnya tidur seperti gak kejadian apa apa. Karena sudah terlanjur jalan ke RS, kami tetap ketemu sama dokter anak. Disitulah pertama kali kami dijelaskan kemungkinan Hafidz mengalami kolik.

Penjelasan dokter, kolik sangat umum dialami bayi, baik bayi ASI maupun bayi Sufor. Teori penyebab nya masih beragam. Beberapa mengemukakan Kolik disebabkan karena faktor hubungan antara ibu dan bayi, stress bayi, Shaking Baby Syndrome, dll. Pengobatan nya juga tidak terlalu agresif. Kolik dapat berlangsung lama, anak bisa menangis lebih dari 3 jam setiap hari dan dapat berlangsung beberapa minggu. Dapat hilang dengan atau tanpa obat-obatan. So at that time, our first experience about Colic lasted for at least a week, Hafidz got better and never had any of it again until these days, so been quite some years after.

Oke jadi balik ke kondisi Hafidz yg sekarang ya.. Hafidz di beri beberapa obat untuk membantu mengurangi rasa gak nyaman di saluran cerna. Dokter kasi Hafidz probiotic dan Piptal untuk jaga jaga jika terlalu rewel atau kesakitan. One thing for sure, this condition can still be treated well without staying at hospital, though it may need further observation. Saat saya buat blog ini, sudah 2 hari di beri obat, pagi sampai menjelang sore masih rewel tapi  Alhamdulillah malam bisa tidur lebih nyenyak. Dalam sehari 'serangan' kolik nya berlangsung 2 kali.  Karena dokter sementara menyimpulkan kolik, saya dan suami jadi sering bahas ttg kolik, trying not to stress out, berusaha tenang supaya Hafidz nya juga ikutan tenang.

Im writing this blog around 11 o'clock at night, with Hafidz beside me sleeping safe and sound (literally, listening to him snoring). hopefully no colic attack tonite, gonna keep an eye on him while daddy is away. I told him Daddy will come in two days, i hope it helps the colic and release that stress out of him (theory says so, idk,)
Sangat sangat merindukan Senyum dan ketawa Hafidz. Im gonna post some of his pics smiling with his wild teeth all over the place :D

Hobi guling guling sampai mentok


Happy and healthy

Sikat gigi jadi mainan
Bob Marley kinda day :)

 Cepat sembuh anak sayang, semoga Allah mengangkat penyakit Hafidz ... Mommy and Daddy love you, Precious Soul.. 

 Foto foto Hafidz yang lain dan beberapa video bisa di lihat di Instagram saya: Wenny Rahmalia Rezki, atau silakan cek hashtag untuk foto foto anak dengan CdLS lain di Instagram: #cdls #corneliadelangesyndrome. I'll be back with more updates, thank you for reading my blog, means alot! :)

No comments:

Post a Comment