Monday, September 11, 2017

days after i lost my son, selamat jalan anakku sayang

writing help me heals, so this is the reason why i want to keep this blog

Saya ingin bercerita, apa yang saya rasakan. Ada beberapa orang tua yang menghubungi saya setelah Hafidz meninggal, dan cerita mereka sangat membantu saya untuk kuat. Dari apa yang diceritakan, saya jadi tahu bahwa apa yang saya rasakan adalah normal, juga dirasakan oleh orang lain. Hati saya jd terbantu untuk tenang, dan lebih kuat. 

Saat penyelenggaraan jenazah Hafidz, saya kehilangan HP, karena sudah gak kepikiran sama HP. Saya gak sempat baca semua belasungkawa yang masuk jd gak bisa balas. Melalui blog ini saya sekalian ingin mengucapkan maaf karena gak sempat balas, terima kasih atas ucapan belasungkawa dan support untuk saya dan keluarga, sangat membantu kami dalam tahap ini. 

Setelah ditinggal Hafidz, perasaan masih bolak balik dan campur aduk. Terasa lebih berat karena suami hanya bisa menemani hingga 2 minggu (terima kasih Pak Bos atas izin yang diberikan). Suami harus kembali ke Lampung untuk bekerja. Dirumah hanya ada saya, Mama dan Papa. Kami banyak diam, sepertinya mencoba menguatkan diri masing masing. Mama selama beberapa minggu gak kuat masuk ke kamar cucu nya. Saya sendiri masih sering tiba tiba menangis kapan dan dimana saja. 
Saya rasa itu tidak bisa dihindari, yang bisa dicegah adalah jangan sampai menjadi terlalu terbawa dan meratapi kepergian. Sulit belajar nya, tapi harus berusaha. Saya sering tanya kemana mana, sana sini bagaimana agar tidak carried away. Lihat lemari baju nangis, lihat baby crib kosong nangis, lihat feeding pump yang masih tergantung juga nangis.

Suami adalah orang yang paling kuat dimata saya. Selalu berusaha tegar agar kami sekeluarga tegar. Selalu dengan lembut dan cara baik menenangkan jika saya gelisah teringat hari hari terakhir bersama Hafidz. Walaupun demikian, suami tetaplah manusia, seorang ayah yang baru saja ditinggal pergi anak tercinta. Suatu hari saat pulang kerumah tak sengaja suami melihat cap kaki mungil Hafidz yang di ambil saat baru lahir. Seketika suami terduduk menangis tidak bisa menahan air mata. Air mata rindu seorang Ayah yang tidak selalu punya kesempatan berjumpa dengan anak tercinta. Perjuangan mu sungguh berat wahai Ayah :(

Malam hari adalah saat yang berat, terutama diantara jam 12 hingga subuh, selalu teringat saat Hafidz perburukan di RS. Suami juga berjuang menghilangkan rasa gelisah yang selalu datang terutama saat weekend (Hafidz perburukan malam dan suami tidak bisa langsung berangkat, saat tiba di Pekanbaru Hafidz sudah tidak sadar).

Tapi semua harus diusahakan, walaupun berat. Saya harus sering ingat ingat pesan dari keluarga saudara, teman, yang juga kehilangan anak, dan yang punya cobaan jauh lebih berat dari saya. Beberapa saran yang saya ingat dengan sangat baik diantaranya:

1. Allah sudah kasih janji, bagi setiap orang tua anak nya sudah diambil oleh Allah kemudian bersabar dan mengucapkan kalimat "innalillahi wa inna ilaihi rojiun" maka Allah akan memasukkan anak beserta orang tua nya ke surga. Ini adalah kutipan Hadits shahih yang harus saya ingat ingat. Harus sabar dan tidak meratap, supaya Allah kasih syurga kelak. Aamin Ya Rabbal Aalamiiin

2. Tidak perlu menanyakan kenapa ini terjadi pada saya, atau merasa tidak percaya dengan yang sudah terjadi. Karena ini semua sudah ketentuan Tuhan. Kalau masih mempertanyakan, tandanya tidak percaya dengan apa yang sudah Allah rencanakan.

3. Masih ada orang lain yang memiliki cobaan lebih berat. Ada orang tua yang tidak bisa mendampingi anak di saat saat terakhir, ada orang tua yang tidak bisa menghadiri pemakaman anak, ada orang tua yang anak nya diambil dengan sangat cepat, diusia yang jauh lebih muda. Itu semua mengingatkan saya betapa saya harus bersyukur Allah sudah kasih waktu 4,5 tahun bersama Hafidz, sudah banyak kenangan dan memori yang ada di kepala dan yang kami abadikan.

4. Tetap lah meminta kepada Allah dengan Sabar dan Solat. Agar semakin hari semakin yakin dengan ketetapan Allah, agar rasa sedih dapat berganti menjadi rasa syukur, agar dapat melewati hari hari yang tersisa dengan lebih banyak mengingat keagungan dan kebesaran Allah

5. Jika ingat betapa sedih nya ditinggal anak, ingatlah akan janji surga dari Allah. Supaya setelah ditinggal Hafidz, ingat untuk menjadi orang yang baik, meningkatkan ibadah, agar pantas menjadi orang tua yang berhak di ganjar surga oleh Allah 'Azza wa Jalla

Itulah beberapa pesan penting dan sangat berharga dari keluarga teman sahabat yang datang menghibur maupun yang menghubungi saya. Terima kasih sebanyak-banyak nya atas dukungan moril yang disampaikan, hanya Allah yang dapat membalas kebaikan semua.

Tulisan ini saya buat 1 tahun setelah kepergian Hafidz, anak kami tercinta. Selamat Jalan anakku Sayang, Your smile stays in my heart forever. Kami akan melanjutkan hidup, Nak. Kami akan berusaha menjadi orang tua yang kuat. Walaupun masih sering mengingat mu dan tak sadar air mata ini tetap turun, kami akan berusaha menjadi orang tua yang pantas Hafidz tunggu di depan pintu surga Allah...




No comments:

Post a Comment